A.
CONTOH PENDAPAT
UMUM ATAU OPINI PUBLIK
Buntora Pasaribu. 2014, Antara Pendahulu atau PembaharuREP | 27 May 2013
| 17:49
Penegasan bahwa pemuda merupakan salah satu pilar
penting dalam negara adalah filososfi nyata yang menjadi garda terdepan dalam
mendukung berkembangnya suatu Negara. Namun disisi lain perjuangan dalam
penyatuan visi dan misi dalam membangun bangsa kedepan tanpa membedakan latar
belakang adalah bentuk keunikan dari generasi muda Indonesia. Salah satu bukti
nyata adalah penyatuan seluruh pemuda yang terjad 84 tahun silam yang iikrarkan
dalam “sumpah pemuda” . Bentuk semangat saat itu sangat sulit untuk dicari
dalam era ini. Asa itu mulai luntur seiring dengan proses waktu dan globalisasi yang
melanda, memang tidak bisa dipungkiri imbas dari industrialisasi yang menggema
bak air bah menerpa penjuru negeri. Ini pun berdampak pula dari proses didikan
dari kaum tua yang bermain dalam dinamika kehidupan yang secara tidak langsung
memberikan refleksi kepada kaum muda baik secara edukasi dan psikologi. Carut marutnya negeri ini
tidak terlepas dari proses edukasi yang diterapkan oleh para pemimpin negeri,
hilangnya naluri itu membuat segalanya tidak beraturan sehingga mengakibatkan kekonyolan
banyak terjadi dipelosok negeri. Hilangnya rasa intergritas nasionalis terhadap
negeri tidak terlepas dari refleksi kaum tua yang menyatakan proses sangat
berlangsung sangat apik. Disatu sisi rapor merah yang masih diterpatri oleh
proses edukasi secara internal dan eksternal. Gambaran itu dapat langsung
dirasakan oleh generasi muda sendiri dari sistem edukasi secara
tersurat dan tersirat menjadi tolak ukur yang merefleksikan secara harfiah serta
mempengaruhi secara tidak langsung factor kejiwaan generasi muda negeri ini
dimana korupsi, birokrasi, ketiakadilan, tauran, pengerusakan, geng motor,
SARA, kemiskinan, lingkungan, institusi pendidikan tidak menunjukkan ketidak
berpihakan pada kaum menengah kebawah bahkan beberapa kaum elite tua yang
mengeksploitasi generasi muda wanita yang dijadikan sebagai alat pemuas
seksusalitas, sungguh ironi memang dan ini diamini. Gambaran ini adalah suatu
sumber yang kelak yang akan menjadi bom waktu yang akan menelan korbanya
sendiri yaitu generasi muda indonesia.
Para pendiri negeri ini memiliki harapan tinggi kelak negeri ini akan menjadi
bangsa yang besar dan makmur, tetapi sudah seyogyanya kita merasakan apa yang
menjadi harapan para pendiri itu. Kaum muda adalah harapan itu, kebangkitan
kaum muda adalah payung bagi bangsa ini. Mendekatnya tahun 2014 adalah momen
dimana kebangkitan pemuda yang harus diperhitungkan, masyarakat indoneisa sudah
mulai memahami dan cerdas dalam menyeleksi wakil yang akan menjadi wakil mereka
baik itu disenayan, provinsi, bahkan tingkat kabupaten . Disalah satu sisi,
sungguh ironi memang tidak dapat menyalahkan para pendahulu yang telah
membentuk karakter berpolitik kaum muda tetapi seyogyanya kaum muda dapat memiliki integritas dalam mendahulukan kepentingan rakyat bukan kepentingan pribadi. Bercermin
pada wakil-wakil sebelumnya, hilangnya kepercayaan masyarakat kepada wakilnya
adalah bentuk nyata dari boboroknya moralitas dan integritas dari para
wakil yang ada.
Jangan ada janji manis yang diperlukan adalah
janji realist
B.
PENGERTIAN PENDAPAT UMUM ATAU OPINI PUBLIK
Pendapat umum merupakan gabungan
pendapat perseorangan mengenai suatu isu yang dapat mempengaruhi orang lain,
serta memungkinkan seseorang mempengaruhi pendapat tersebut. Ini berarti
pendapat umum hanya bisa terbentuk kalau menjadi pembicaraan umum, atau jika
banyak orang penting (elit) mengemukakan pendapat mereka tentang isu sehingga
bisa menimbulkan pro kontra dikalangan anggota masyarakat.
“opini”
menurut Webster New Collegiate Dictionary, adalah “suatu pandangan, keputusan,
atau taksiran yang terbentuk di dalam pikiran mengenai suatu persoalan
“tertentu”. Suatu opini adalah lebih kuat daripada
suatu kesan dan lebih lemah daripada pengetahuan yang positif.“Opini” berarti
suatu kesimpulan yang ada dalam pikiran dan belum dikeluarkan untuk bisa
diperdebatkan
Opini dapat dinyatakan secara
aktif maupun secara pasif. Opini dapat dinyatakan secara verbal, terbuka dengan
kata-kata yang dapat ditafsirkan secara jelas, ataupun melalui pilihan-pilihan
kata yang sangat halus dan tidak secara langsung dapat diartikan (konotatif).
Opini dapat pula dinyatakan melalui perilaku, bahasa tubuh, raut muka,
simbol-simbol tertulis, pakaian yang dikenakan dan oleh tanda-tanda lain yang
tak terbilang jumlahnya, melalui referensi, nilai-nilai, pandangan, sikap serta
kesetiaan. Memahami opini
seseorang, apalagi opini publik, bukanlah sesuatu yang sederhana. Haruslah
dipahami opini yang sedang beredar di segmen publiknya. Opini sendiri memiliki
kaitan yang erat dengan pendirian (attitude). lebih lanjut, opini
mempunyai unsur sebagai molekul opini, yaitu belief (kepercayaan
tentang sesuatu), attitude (apa yang sebenarnya dirasakan seseorang),
dan perception (persepsi). Opini
bisa berkembang menjadi luas, menjadi “milik suatu segmen masyarakat”. Opini
yang terkristal menjadi luas ini disebut opini publik. Untuk berkembang menjadi
opini publik, opini-opini tersebut melewati sejumlah dimensi, yaitu waktu,
cakukpan (luasnya publik), pengalaman masa lalu audience, media massa
dan tokoh. Akar opini sebenarnya
adalah persepsi. Persepsi ini ditentukan oleh faktor-faktor seperti latar
belakang budaya, pengalaman masa lalu, nilai-nilai yang dianut, serta
berita-berita yang berkembang. Interpretasi
seseorang akan melahirkan pendirian. Pendirian adalah apa yang sebenarnya
dirasakan oleh seseorang. Pendirian sering disebut juga sikap, merupakan opini
yang masih tersembunyi di dalam batin seseorang. Setelah memahami mengenai terbentuknya persepsi, pendirian dan
opini; kita dapat menyimpulkan bahwa opini tidaklah terbentuk secara langsung
dengan sendirinya. Opini publik harus dibentuk oleh suatu perusahaan atau
instansi.
C. MEKANISME
PEMBENTUKAN PENDAPAT UMUM/OPINI PUBLIK
1. Syarat
terbentuknya pendapat umum
Tumbuhnya opini publik yang baik, memerlukan beberapa syarat berikut ini:
- Timbul kerisauan di kalangan anggota masyarakat mengenai
suatu masalah
- Timbulnya gagasan penyelesaian yang menaruh
perhatian pada masalah tersebut
- Munculnya kelompok baru dengan mengajukan
pendapat yang bertentangan lewat lembaga formal
- Kelompok penentang mulai menyatu dan mencari
dukungan dari luar
- Melalui pembicaraan dan perdebatan controversial
- Pihak yang berwenang mengambil tindakan dan
membuat keputusan yang pantas
Alat-alat yang
biasa digunakan untukmembentuk opini publik adalah pers, organisasi politik,
dan organisasi non-politik. Cara-cara untuk mengukur opini publik dapat
dilakukan dengan:
- Polling; pengumpulan suara/pendapat masyarakat secara
lisan atau tertulis
- Attitude scales; dilakukan dengan maksud
menetapkan bebera banyak orang yang setuju atau tidak setuju mengenai
suatu masalah
- Interview; yang bersifat umum atau
terbuka
- Tulisan-tulisan dalam surat kabar yang mengemukakan pendapatnya dengan
maksud memancing timbulnya reaksi yang berwujud tulisan balasan dari pihak
lain. Dari tulisan balasan tersebut diambil kecenderungan opini publik.
2. Pembentukan Opini Publik
Untuk membentuk pendapat umum ada tiga unsur yang harus diperhatikan, yaitu;
- Harus ada isu yang aktual (peristiwa atau
kata-kata), penting dan menyangkut kepentingan pribadi kebanyakan orang
dalam masyarakat atau kepentingan umum yang disiarkan melalui media massa.
- Harus ada sejumlah orang yang membicarakan serta
mendiskusikan isu tersebut, yang kemudian menghasilkan kata sepakat
mengenai sikap, pendapat dan pandangan mereka.
- Pendapat mereka harus diekspresikan atau
dinyatakan dalam bentuk lisan, tertulis dan gerak-gerik.
Dalam hal ini,
media massa sebagai saluran komunikasi politik memiliki peranan yang cukup
signifikan untuk membentuk pendapat umum di tengah-tengah masyarakat sehingga
banyak politisi yang memanfaatkan media massa untuk membentuk, membina serta
mempertahankan pendapat umum (opini public). Kehadiran media massa pada
masyarakat yang berkembang termasuk Indonesia mempunyai arti yang sangat
penting, dan diyakini sebagai salah satu pilar demokrasi. Media massa telah menjadikan
jarak psikologis dan jarak geografis semakin kecil dan sempit, dan kejadian
diberbagai tempat diketahui secara cepat dengan adanya media massa, seperti
radio, televisi, surat kabar dan sebagainya.
D. MANFAAT
MEMPELAJARI PENDAPAT UMUM
Manusia
sebagai makhluk sosial sudah tentu akan berhubungan dengan manusia yang lain,
baik sebagai pribadi maupun dalam kelompok bersama dengan individu atau
kelompok-kelompok lainnya.
Opini publik merupakan hak kebebasan berbicara suatu
negara demokrasi pada suatu situasi atau kondisi tertentu ,dimana isi
dari opini tersebut merupakan sesuatu hal yang bertujuan untuk kebaikan
bersama bukan untuk kebaikan satu orang saja. Oleh karenanya sangat
penting mempelajari dan mengenali apa itu opini publik atau pendapat umum.
Selain itu Opini pblik juga
memiliki fungsi dan peran opini
publik,
yaitu :
Jeremy Benthan
menyatakan bahwa Opini Publik berfungsi sebagai social control (kontrol sosial)
dan berperan sebagai dasar dalam membangun negara demokrasi.
Selain itu, Emory S. Bogardus (1949:484) mengemukakan bahwa Opini Publik
mempunyai tiga fungsi sebagai keutuhan dalam kehidupan sosial dan politik.
Ketiga fungsi itu ialah:
- Opini pubik dapat memperkuat undang-undang dan peraturan-peraturan,
sebab tanpa dukungan pendapat umum, undang-undnag dan peraturan-peraturan
itu tidak akan berjalan;
- Opini Publik merupakan pendukung moral dalam masyarakat; dan
- Opini Publik dapat menjadi pendukung eksistensi lembaga-lembaga sosial
dan lembaga-lembaga politik.
Menurut
Bogardus, Opini Publik juga berfungsi dan berperan sebagai pemancaran dari
moral suatu masyarakat karena moral memberikan standar nilai-nilai yang
dianggap pantas dan harus ditaati oeh individu-individu . Individu yang
melanggar moral akan mendapat sanksi tradisional.
Oleh karena itu sudah jelas manfaat dalam
mempelajari apa itu opii publik atau pendapat umum dalam berinteraksi dengan orang lain
dengan berbagai ragam kepentingan dan dalam menyalurkan pendapat dan keinginannya dengan baik.
E.
TIPE DAN SIFAT PENDAPAT UMUM/ OPINI PUBLIK
Opini publik atau pendapat
umum pada dasarnya memiliki empat macam sifat, yakni sebagai berikut:
1. Sifat
penyederhanaan pendapat yang disajikan secara
sederhana kepada masyarakat akan mudah diterima. Dalam hubungan ini maka
lambang mempunyai peranan yang besar sekali karena merupakan penuangan dan
pemberian isi dari fikiran, perasaan, atau pengalaman manusia.
2.
Sifat labil (mudah berubah) Orang sering menyatakan bahwa pendapat umum adalah labil yang mudah
berubah seperti cuaca dimusim semi ataupun mudah berubah seperti pendapat
perempuan, pertanyaan yang timbul sekarang adalah mengapa pendapat umum seperti
demikian? Jawabannya karena opini publik
sangat dipengaruhi oleh pendapat pribadi, ekonomi, dan sosial. Dengan demikian
maka perubahan pendapat mudah terjadi apabila dengan mendadak keadaan sosialnya
berubah ataupun orang mengalami pengalaman yang tidak atau sangat menyenangkan.
3.
Sifat aktualitas,
baru dan hangat.
4. Sifat umum (universalitas) yaitu
pendapat yang mewakili masyarakat luas.
Berbeda dengan pendapat yang dikemukakan Susanto, Nimmo (2001:25)
berpendapat opini public mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
- Terdapat isi, arah, dan intensitas mengenai opini publik. Ciri-cirinya
menyangkut opini publik tentang tokoh politik (biasanya pemerintaha dan
kandidat pejabat, tetapi juga jenis lain pemimpin politik,terutama
pemimpin simbolik menjadi subjek opini publik) partai peristiwa, dan
segala jenis isu.
- Kontroversi menandai adanya opini publik artinya sesuatu yang tidak dipercayai
oleh rakyat.
- Opini Publik mempunyai volume berdasarkan kenyataan bahwa kontversi
itu menyentu semua orang yang merasakan konsekuensi langsung dan tidak
lansung meskipun mereka bukan pihak
pada pertikaian semula.
- Opini publik itu relatif tetap. Kita tidak dapat mengatakannya
beberapa lama tetapi opini publik yang menghasilkan kontroversi sering
bertahan agak lama.Penyebaran opini minoritas dan mayoritas sering berubah
seperti pandangan individual, tetapi opinipublik bertahan. Akan tetapi
meskipun opini publik itu sebagai proses yang terus berlangsung pernyataan
mengenai opini publik tentang suatu masalah harus spesifik bagi waktu dan
tempat tertentu. Keharusan ini harus sejalan dengan realisasi bahwa posisi orang yang mengamati
perselisihan, merumuskan opini pribadi dan bersedia mengungkapkan di depan
umum yang bervariasi dari tempat dan waktu tertentu.