Senin, 07 Oktober 2013

Sekilas Sejarah Tentang Sistem Pemrintahan Indonesia (Smstr IV)






1). Kata Yang Dihilangkan Dalam Pembukaan UUD 45’ Berdasarkan Hasil Sidang PPKI.
Rangkaian kalimat“berdasarkan Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya” diganti dengan “Ketuhanan yang Mahaesa”. Di antara tokoh yang berjasa besar merubah rangkaian kalimat tersebut adalah Bung Hatta. Dalam buku beliau yang berjudul “Sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945”, pada bab 5 “Pembentukan indonesia Merdeka oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia”,
2). Dibentuknya 12 Departemen
a. Departemen Dalam Negeri dikepalai R.A.A. Wiranata Kusumah
b. Departemen Luar Negeri dikepalai Mr. Ahmad Subardjo
c. Departemen Kehakiman dikepalai Prof. Dr. Mr. Supomo
d. Departemen Keuangan dikepalai Mr. A.A Maramis
e. Departemen Kemakmuran dikepalai Surachman Cokroadisurjo
f. Departemen Kesehatan dikepalai Dr. Buntaran Martoatmojo
g. Departemen Pengajaran, Pendidikan, dan Kebudayaan dikepalai Ki Hajar Dewantara
h. Departemen Sosial dikepalai Iwa Kusumasumantri
i. Departemen Pertahanan dikepalai Supriyadi
j. Departemen Perhubungan dikepalai Abikusno Tjokrosuyoso
k. Departemen Pekerjaan Umum dikepalai Abikusno Tjokrosuyoso
l. Departemen Penerangan dikepalai Mr. Amir Syarifudin


3). Pembagian wilayah, terdiri atas 8 provinsi.
a. Jawa Barat, gubernurnya Sutarjo Kartohadikusumo
b. Jawa Tengah, gubernurnya R. Panji Suroso
c. Jawa Timur, gubernurnya R.A. Suryo
d. Borneo (Kalimantan), gubernurnya Ir. Pangeran Muhammad Noor
e. Sulawesi, gubernurnya Dr. G.S.S.J. Sam Ratulangi
f. Maluku, gubernurnya Mr. J. Latuharhary
g. Sunda Kecil (Nusa Tenggara), gubernurnya Mr. I. Gusti Ktut Pudja
h. Sumatra, gubernurnya Mr. Teuku Mohammad Hassan
2. Membentuk Komite Nasional (Daerah).
3. Menetapkan 12 departemen dengan menterinya yang mengepalai departemen dan 4 menteri negara.



Difinisi Opini Publik



A.     CONTOH  PENDAPAT UMUM ATAU OPINI PUBLIK

Buntora Pasaribu. 2014, Antara Pendahulu atau PembaharuREP | 27 May 2013 | 17:49

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLGKsD1tLDqIOUdsk4zghQDAeo1po3vy2iF7VprnAgmD_uCkk5-T3wyj_sB2rDhs4gLOTdEAl_OBl4UiiqjFxx9LmNkVOkFrTjbYr5XDlSU1YZUiKQ0AvI0j7zZjCBJo822cVrzcqopK8/s1600/Pikiran_Komaruddin+Hidayat_1.jpgPenegasan bahwa pemuda merupakan salah satu pilar penting dalam negara adalah filososfi nyata yang menjadi garda terdepan dalam mendukung berkembangnya suatu Negara. Namun disisi lain perjuangan dalam penyatuan visi dan misi dalam membangun bangsa kedepan tanpa membedakan latar belakang adalah bentuk keunikan dari generasi muda Indonesia. Salah satu bukti nyata adalah penyatuan seluruh pemuda yang terjad 84 tahun silam yang iikrarkan dalam “sumpah pemuda” . Bentuk semangat saat itu sangat sulit untuk dicari dalam era ini. Asa itu mulai luntur seiring dengan proses waktu dan globalisasi yang melanda, memang tidak bisa dipungkiri imbas dari industrialisasi yang menggema bak air bah menerpa penjuru negeri. Ini pun berdampak pula dari proses didikan dari kaum tua yang bermain dalam dinamika kehidupan yang secara tidak langsung memberikan refleksi kepada kaum muda baik secara edukasi dan psikologi. Carut marutnya negeri ini tidak terlepas dari proses edukasi yang diterapkan oleh para pemimpin negeri, hilangnya naluri itu membuat segalanya tidak beraturan sehingga mengakibatkan kekonyolan banyak terjadi dipelosok negeri. Hilangnya rasa intergritas nasionalis terhadap negeri tidak terlepas dari refleksi kaum tua yang menyatakan proses sangat berlangsung sangat apik. Disatu sisi rapor merah yang masih diterpatri oleh proses edukasi secara internal dan eksternal. Gambaran itu dapat langsung dirasakan oleh generasi muda sendiri dari sistem edukasi secara tersurat dan tersirat menjadi tolak ukur yang merefleksikan secara harfiah serta mempengaruhi secara tidak langsung factor kejiwaan generasi muda negeri ini dimana korupsi, birokrasi, ketiakadilan, tauran, pengerusakan, geng motor, SARA, kemiskinan, lingkungan, institusi pendidikan tidak menunjukkan ketidak berpihakan pada kaum menengah kebawah bahkan beberapa kaum elite tua yang mengeksploitasi generasi muda wanita yang dijadikan sebagai alat pemuas seksusalitas, sungguh ironi memang dan ini diamini. Gambaran ini adalah suatu sumber yang kelak yang akan menjadi bom waktu yang akan menelan korbanya sendiri yaitu generasi muda indonesia.
Para pendiri negeri ini memiliki harapan tinggi kelak negeri ini akan menjadi bangsa yang besar dan makmur, tetapi sudah seyogyanya kita merasakan apa yang menjadi harapan para pendiri itu. Kaum muda adalah harapan itu, kebangkitan kaum muda adalah payung bagi bangsa ini. Mendekatnya tahun 2014 adalah momen dimana kebangkitan pemuda yang harus diperhitungkan, masyarakat indoneisa sudah mulai memahami dan cerdas dalam menyeleksi wakil yang akan menjadi wakil mereka baik itu disenayan, provinsi, bahkan tingkat kabupaten . Disalah satu sisi, sungguh ironi memang tidak dapat menyalahkan para pendahulu yang telah membentuk karakter berpolitik kaum muda tetapi seyogyanya kaum
 muda dapat  memiliki integritas dalam  mendahulukan kepentingan  rakyat bukan kepentingan pribadi. Bercermin pada wakil-wakil sebelumnya, hilangnya kepercayaan masyarakat kepada wakilnya adalah bentuk nyata dari boboroknya moralitas dan integritas dari para wakil yang ada.
Jangan ada janji manis yang diperlukan adalah janji realist


B.     PENGERTIAN PENDAPAT UMUM ATAU OPINI PUBLIK
Pendapat umum merupakan gabungan pendapat perseorangan mengenai suatu isu yang dapat mempengaruhi orang lain, serta memungkinkan seseorang mempengaruhi pendapat tersebut. Ini berarti pendapat umum hanya bisa terbentuk kalau menjadi pembicaraan umum, atau jika banyak orang penting (elit) mengemukakan pendapat mereka tentang isu sehingga bisa menimbulkan pro kontra dikalangan anggota masyarakat.
“opini” menurut Webster New Collegiate Dictionary, adalah “suatu pandangan, keputusan, atau taksiran yang terbentuk di dalam pikiran mengenai suatu persoalan “tertentu”.  Suatu opini adalah lebih kuat daripada suatu kesan dan lebih lemah daripada pengetahuan yang positif.“Opini” berarti suatu kesimpulan yang ada dalam pikiran dan belum dikeluarkan untuk bisa diperdebatkan
Opini dapat dinyatakan secara aktif maupun secara pasif. Opini dapat dinyatakan secara verbal, terbuka dengan kata-kata yang dapat ditafsirkan secara jelas, ataupun melalui pilihan-pilihan kata yang sangat halus dan tidak secara langsung dapat diartikan (konotatif). Opini dapat pula dinyatakan melalui perilaku, bahasa tubuh, raut muka, simbol-simbol tertulis, pakaian yang dikenakan dan oleh tanda-tanda lain yang tak terbilang jumlahnya, melalui referensi, nilai-nilai, pandangan, sikap serta kesetiaan. Memahami opini seseorang, apalagi opini publik, bukanlah sesuatu yang sederhana. Haruslah dipahami opini yang sedang beredar di segmen publiknya. Opini sendiri memiliki kaitan yang erat dengan pendirian (attitude). lebih lanjut, opini mempunyai unsur sebagai molekul opini, yaitu belief (kepercayaan tentang sesuatu), attitude (apa yang sebenarnya dirasakan seseorang), dan perception (persepsi). Opini bisa berkembang menjadi luas, menjadi “milik suatu segmen masyarakat”. Opini yang terkristal menjadi luas ini disebut opini publik. Untuk berkembang menjadi opini publik, opini-opini tersebut melewati sejumlah dimensi, yaitu waktu, cakukpan (luasnya publik), pengalaman masa lalu audience, media massa dan tokoh. Akar opini sebenarnya adalah persepsi. Persepsi ini ditentukan oleh faktor-faktor seperti latar belakang budaya, pengalaman masa lalu, nilai-nilai yang dianut, serta berita-berita yang berkembang. Interpretasi seseorang akan melahirkan pendirian. Pendirian adalah apa yang sebenarnya dirasakan oleh seseorang. Pendirian sering disebut juga sikap, merupakan opini yang masih tersembunyi di dalam batin seseorang. Setelah memahami mengenai terbentuknya persepsi, pendirian dan opini; kita dapat menyimpulkan bahwa opini tidaklah terbentuk secara langsung dengan sendirinya. Opini publik harus dibentuk oleh suatu perusahaan atau instansi.

C.     MEKANISME PEMBENTUKAN PENDAPAT UMUM/OPINI PUBLIK
1.      Syarat terbentuknya pendapat umum
Tumbuhnya opini publik yang baik, memerlukan beberapa syarat berikut ini:
  1. Timbul kerisauan di kalangan anggota masyarakat mengenai suatu masalah
  2. Timbulnya gagasan penyelesaian yang menaruh perhatian pada masalah tersebut
  3. Munculnya kelompok baru dengan mengajukan pendapat yang bertentangan lewat lembaga formal
  4. Kelompok penentang mulai menyatu dan mencari dukungan dari luar
  5. Melalui pembicaraan dan perdebatan controversial
  6. Pihak yang berwenang mengambil tindakan dan membuat keputusan yang pantas
Alat-alat yang biasa digunakan untukmembentuk opini publik adalah pers, organisasi politik, dan organisasi non-politik. Cara-cara untuk mengukur opini publik dapat dilakukan dengan:
  1. Polling; pengumpulan suara/pendapat masyarakat secara lisan atau tertulis
  2. Attitude scales; dilakukan dengan maksud menetapkan bebera banyak orang yang setuju atau tidak setuju mengenai suatu masalah
  3. Interview; yang bersifat umum atau terbuka
  4. Tulisan-tulisan dalam surat kabar yang mengemukakan pendapatnya dengan maksud memancing timbulnya reaksi yang berwujud tulisan balasan dari pihak lain. Dari tulisan balasan tersebut diambil kecenderungan opini publik.
2.      Pembentukan Opini Publik
Untuk membentuk pendapat umum ada tiga unsur yang harus diperhatikan, yaitu;
  1.  Harus ada isu yang aktual (peristiwa atau kata-kata), penting dan menyangkut kepentingan pribadi kebanyakan orang dalam masyarakat atau kepentingan umum yang disiarkan melalui media massa.
  2. Harus ada sejumlah orang yang membicarakan serta mendiskusikan isu tersebut, yang kemudian menghasilkan kata sepakat mengenai sikap, pendapat dan pandangan mereka.
  3. Pendapat mereka harus diekspresikan atau dinyatakan dalam bentuk lisan, tertulis dan gerak-gerik.
Dalam hal ini, media massa sebagai saluran komunikasi politik memiliki peranan yang cukup signifikan untuk membentuk pendapat umum di tengah-tengah masyarakat sehingga banyak politisi yang memanfaatkan media massa untuk membentuk, membina serta mempertahankan pendapat umum (opini public). Kehadiran media massa pada masyarakat yang berkembang termasuk Indonesia mempunyai arti yang sangat penting, dan diyakini sebagai salah satu pilar demokrasi. Media massa telah menjadikan jarak psikologis dan jarak geografis semakin kecil dan sempit, dan kejadian diberbagai tempat diketahui secara cepat dengan adanya media massa, seperti radio, televisi, surat kabar dan sebagainya.

D.    MANFAAT MEMPELAJARI PENDAPAT UMUM
Manusia sebagai makhluk sosial sudah tentu akan berhubungan dengan manusia yang lain, baik sebagai pribadi maupun dalam kelompok bersama dengan individu atau kelompok-kelompok lainnya.
Opini publik merupakan hak kebebasan berbicara suatu negara demokrasi pada  suatu situasi atau kondisi tertentu ,dimana isi dari opini tersebut merupakan sesuatu hal yang bertujuan  untuk kebaikan bersama bukan untuk kebaikan satu orang saja. Oleh karenanya sangat penting mempelajari dan mengenali apa itu opini publik atau pendapat umum.
Selain itu Opini pblik juga memiliki fungsi dan peran opini publik, yaitu :
Jeremy Benthan menyatakan bahwa Opini Publik berfungsi sebagai social control (kontrol sosial) dan berperan sebagai dasar  dalam membangun negara demokrasi.
Selain itu, Emory S. Bogardus (1949:484) mengemukakan bahwa Opini Publik mempunyai tiga fungsi sebagai keutuhan dalam kehidupan sosial dan politik. Ketiga fungsi itu ialah:
  1. Opini pubik dapat memperkuat undang-undang dan peraturan-peraturan, sebab tanpa dukungan pendapat umum, undang-undnag dan peraturan-peraturan itu tidak akan berjalan;
  2. Opini Publik merupakan pendukung moral dalam masyarakat; dan
  3. Opini Publik dapat menjadi pendukung eksistensi lembaga-lembaga sosial dan lembaga-lembaga politik. 
Menurut Bogardus, Opini Publik juga berfungsi dan berperan sebagai pemancaran dari moral suatu masyarakat karena moral memberikan standar nilai-nilai yang dianggap pantas dan harus ditaati oeh individu-individu . Individu yang melanggar moral akan mendapat sanksi tradisional.
Oleh karena itu sudah jelas manfaat dalam mempelajari apa itu opii publik atau pendapat umum dalam berinteraksi dengan orang lain dengan berbagai ragam kepentingan dan dalam menyalurkan pendapat dan keinginannya dengan baik.

E.     TIPE DAN SIFAT PENDAPAT UMUM/ OPINI PUBLIK
Opini publik atau pendapat umum pada dasarnya memiliki empat macam sifat, yakni sebagai berikut:
1.      Sifat penyederhanaan pendapat yang disajikan secara sederhana kepada masyarakat akan mudah diterima. Dalam hubungan ini maka lambang mempunyai peranan yang besar sekali karena merupakan penuangan dan pemberian isi dari fikiran, perasaan, atau pengalaman manusia.
2.      Sifat labil (mudah berubah) Orang sering menyatakan bahwa pendapat umum adalah labil yang mudah berubah seperti cuaca dimusim semi ataupun mudah berubah seperti pendapat perempuan, pertanyaan yang timbul sekarang adalah mengapa pendapat umum seperti demikian? Jawabannya karena opini publik sangat dipengaruhi oleh pendapat pribadi, ekonomi, dan sosial. Dengan demikian maka perubahan pendapat mudah terjadi apabila dengan mendadak keadaan sosialnya berubah ataupun orang mengalami pengalaman yang tidak atau sangat menyenangkan.
3.      Sifat aktualitas, baru dan hangat.
4.      Sifat umum (universalitas) yaitu pendapat yang mewakili masyarakat luas.
Berbeda dengan pendapat yang dikemukakan Susanto, Nimmo (2001:25) berpendapat opini public mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
  1. Terdapat isi, arah, dan intensitas mengenai opini publik. Ciri-cirinya menyangkut opini publik tentang tokoh politik (biasanya pemerintaha dan kandidat pejabat, tetapi juga jenis lain pemimpin politik,terutama pemimpin simbolik menjadi subjek opini publik) partai peristiwa, dan segala jenis isu.
  2. Kontroversi menandai adanya opini publik artinya sesuatu yang tidak dipercayai oleh rakyat.
  3. Opini Publik mempunyai volume berdasarkan kenyataan bahwa kontversi itu menyentu semua orang yang merasakan konsekuensi langsung dan tidak lansung  meskipun mereka bukan pihak pada pertikaian semula.
  4. Opini publik itu relatif tetap. Kita tidak dapat mengatakannya beberapa lama tetapi opini publik yang menghasilkan kontroversi sering bertahan agak lama.Penyebaran opini minoritas dan mayoritas sering berubah seperti pandangan individual, tetapi opinipublik bertahan. Akan tetapi meskipun opini publik itu sebagai proses yang terus berlangsung pernyataan mengenai opini publik tentang suatu masalah harus spesifik bagi waktu dan tempat tertentu. Keharusan ini harus sejalan dengan realisasi  bahwa posisi orang yang mengamati perselisihan, merumuskan opini pribadi dan bersedia mengungkapkan di depan umum yang bervariasi dari tempat dan waktu tertentu.

BAB I LATAR BELAKANG



BAB I
PENDAHULUAN
                                                                         
1.1.            Latar Belakang Masalah
Masalah remaja selalu menarik perhatian, baik dikalangan orang tua, guru, pemuka agama dan masyarakat pada umumnya, karena remaja adalah masa-masa transisi yang mengantarkan seseorang dari anak-anak menuju dewasa. Pada masa ini seseorang mengalami perubahan cepat dalam berbagai aspek dirinya, tubuhnya bertumbuh dari dalam dan luar, kecerdasan kepribadian dan kemasyarakatan yang disertai dengan pengaruh-pengaruhnya, dan disetiap perubahan yang harus segera dihadapi dengan penyesuaian diri.
Kenakalan remaja dalam salah satu masalah sosial dapat dikategorikan ke dalam perilaku menyimpang, perilaku menyimpang dianggap sebagai sumber masalah karena dapat membahayakan tegaknya sistem sosial, tumbuh kembang remaja pada zaman sekarang sudah tidak bisa lagi dibanggakan. Perilaku kenakalan remaja saat ini sulit diatasi. Baru-baru ini sering kita dengar berita ditelevisi maupun di radio yang disebabkan oleh kenakalan remaja diantaranya tawuran , pemerkosaan yang dilakukan oleh pelajar SMA , pemakain narkoba dan lain-lain. Kehidupan remaja pada masa kini mulai memprihatinkan. Remaja yang seharusnya menjadi kader-kader penerus bangsa kini tidak bisa lagi menjadi jaminan untuk kemajuan Bangsa dan Negara. Bahkan perilaku mereka cenderung merosot.
Kenyataan telah menunjukkan bahwa perubahan zaman di era globalisasi yang ditandai dengan kemajuan (IPTEK) ilmu pengetahuan dan teknologi selalu mengakibatkan perubahan sosial, dengan semakin canggihnya teknologi komunikasi, transportasi dan media informasi membuat perubahan masyarakat semakin melaju dengan cepat. Dalam menghadapi situasi yang demikian remaja sering kali menyerap sesuatu dengan mentah-mentah, yang pada akhirnya tidak sedikit para remaja yang terjerumus ke hal-hal yang bertentangan dengan nilai-nilai moral,norma agama, norma sosial serta aturan hidup dimasyarakat oleh karena itu remaja akan cenderung mempunyai tingkah laku yang tidak wajar dalam arti melakukan tindakkan yang tidak pantas.
            Faktor pemicu lainnya adalah gagalnya remaja melewati masa transisinya, dari anak kecil menjadi dewasa, dan juga karena lemahnya pertahanan diri terhadap pengaruh dunia luar yang kurang baik.
Akibatnya, para orangtua mengeluhkan perilaku anak-anaknya yang tidak dapat diatur, bahkan terkadang bertindak melawan mereka. Konflik keluarga, depresi, dan munculnya tindakan berisiko sangat umum terjadi pada masa remaja dibandingkan pada masa-masa lain di sepanjang rentang kehidupan.
            Perilaku yang ditampilkan dapat bermacam-macam, mulai dari kenakalan ringan seperti membolos sekolah, melanggar peraturan-peraturan sekolah, melanggar jam malam yang orangtua berikan, hingga kenakalan berat seperti perkelahian antar geng, penggunaan obat-obat terlarang, dan sebagainya.

1.2.            Rumusan Masalah
·         Bentuk-bentuk dari kenakalan remaja
·         Faktor apa saja yang melatar belakangi timbulnya kenakalan remaja
·         Langkah-langkah penanggulangan terhadap fenomena kenakalan remaja yang dilakukan pihak-pihak terkait, baik keluarga maupun pemerintah, dll.

1.3.            Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang dimaksud di sini adalah gambaran ideal atau harapan  yang ingin dicapai dalam penelitian yang mungkin juga  sesuai dengan keinginan banyak pihak dan setidaknya ada beberapa tujuan diantaranya :
·         Mengetahui seberapa kuat pengaruh dari orang tua, guru, peran masyarakat, dan media dalam pendidikan moral, maupun dalam membimbing anak menuju penumbuhan karakter dalam membentuk kepribadian para remaja.
·         Mengetahui seberapa kuat efek pergaulan dalam kehidupan para remaja.
·         Memberi motivasi kepada orang tua, guru, peran masyarakat, dan media pendidikan  dan para pembaca pada umumnya supaya lebih melibatkan diri dalam usaha penumbuhan karekter yang baik untuk generasi bangsa.

1.4.            Tipe Penelitian
Dalam pengumpulan data penulis menggunakan tipe penelitian eksploratif, karena dengan jenis tipe eksploratif ini penulis dapat mengembangkan hipotesis sebelumnya, dan dikarenakan data bisa  diperoleh langsung dari key informant dan data sekunder lainnya.
1.5.            Pendekatan Penelitian
Dalam melakukan pengumpulan data atau dalam melakukan penelitian penulis menggunakan pendekatan Kualitatif dengan Metode deskriptif analitis yaitu metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, fenomena-fenomena yang sedang terjadi dan berhubungan dengan kondisi masa kini. Metode deskriptif berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan objek sesuai dengan apa adanya
Pemilihan pendekatan ini dengan alasan dikarenakan pendekatan kualitatif menekankan pada makna dan pemahaman dari dalam (verstehen), penalaran, definisi suatu situasi tertentu (dalam konteks tertentu), lebih banyak meneliti hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Pendekatan kualitatif, lebih lanjut,mementingkan pada proses dibandingkan dengan hasil akhir, dengan Tujuan penelitian berkaitan dengan hal-hal yang bersifat praktis. Kemudian penulis ingin mempelajari masalah-masalah dalam suatu masyarakat, juga hubungan fenomena kenakalan remaja dengan pengaru-pengaruhnya dalam masyarakat, dan membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian yang ada.